Dengn adanya tulisan drama maka kita dapat belajar Bagaimana kita bisa mempelajari kehidupan kita sehari-hari dan dengan itu pula kita dapat mencermati hal-hal yang sederhana hingga menjadi hal yang Bermakna.
Demikianlah drama yang dapat saya terbitkan di wap.http://jinngeblog.blogspot.com/ semoga bermanfaat bagi para pembaca.
UPIK ABU DAN PUTRI CAHAYA
Adegan I
Seperti biasa pagi ini Upik Abu membersihkan rumah
Upik Abu : (membawa kemucing adan membersihkan ruang tamu)
Saudara tiri : (menuju ruang makan) “Kemana Upik Abu ini..???, jam segini makanan kok belum siap…???, Upik….Upik…”.
Upik Abu : (menuju ruang makan) “Ya…ada apa…???”.
Saudara tiri : “Ada apa…ada apa…mana makanannya…sudah lapar nih…”.
Ibu tiri : “Ada apa ini, pagi-pagi sudah ribut.. ??”.
Saudara tiri : “Ini mah, jam segini Upik belum menyiapkan makanan. Aku kan sudah lapar”
Ibu tiri : “Oooo…jadi dari tadi kamu belum masak,…?? Ngapain saja kamu itu.. ???”. (sambil memegang telingan Upik Abu)
Upik Abu : “Yaa…maaf bu’”.
Ibu tiri : “Maaf..maaf, kebiasaan. Ya sudah cepat siapkan sana…!!”.
Upik Abu segera menuju dapur dan menyiapkan makanan. Setelah selesai kemudian makanan segera disiapkan diruang makan. Ibu dan……..sudah menunggu di ruang makan.
Saudara tiri : “Upik…cepat mana makanannya…???"
Upik Abu : “Ya…sebentar (sambil membawa dan meletakkan makanan di meja), ini makanannya”.
Ibu tiri : “Ngapain kamu ikut makan disini…??? Makan di dapur sana…!!!“.
Upik Abu : (membawa makanannya menuju dapur)
Selesai makan ibu tiri dan…….pergi ke mall untuk belanja.
Ibu tiri : “Upik…jaga rumah, jangan kemana-mana…!!!”
Adegan II
Pagi ini Upik sengaja bangun pagi, agar tidak dimarahi Ibu tirinya, setelah selesai membersihkan rumah. Upik segera menyiapkan makanan.
Adegan I
Seperti biasa pagi ini Upik Abu membersihkan rumah
Upik Abu : (membawa kemucing adan membersihkan ruang tamu)
Saudara tiri : (menuju ruang makan) “Kemana Upik Abu ini..???, jam segini makanan kok belum siap…???, Upik….Upik…”.
Upik Abu : (menuju ruang makan) “Ya…ada apa…???”.
Saudara tiri : “Ada apa…ada apa…mana makanannya…sudah lapar nih…”.
Ibu tiri : “Ada apa ini, pagi-pagi sudah ribut.. ??”.
Saudara tiri : “Ini mah, jam segini Upik belum menyiapkan makanan. Aku kan sudah lapar”
Ibu tiri : “Oooo…jadi dari tadi kamu belum masak,…?? Ngapain saja kamu itu.. ???”. (sambil memegang telingan Upik Abu)
Upik Abu : “Yaa…maaf bu’”.
Ibu tiri : “Maaf..maaf, kebiasaan. Ya sudah cepat siapkan sana…!!”.
Upik Abu segera menuju dapur dan menyiapkan makanan. Setelah selesai kemudian makanan segera disiapkan diruang makan. Ibu dan……..sudah menunggu di ruang makan.
Saudara tiri : “Upik…cepat mana makanannya…???"
Upik Abu : “Ya…sebentar (sambil membawa dan meletakkan makanan di meja), ini makanannya”.
Ibu tiri : “Ngapain kamu ikut makan disini…??? Makan di dapur sana…!!!“.
Upik Abu : (membawa makanannya menuju dapur)
Selesai makan ibu tiri dan…….pergi ke mall untuk belanja.
Ibu tiri : “Upik…jaga rumah, jangan kemana-mana…!!!”
Adegan II
Pagi ini Upik sengaja bangun pagi, agar tidak dimarahi Ibu tirinya, setelah selesai membersihkan rumah. Upik segera menyiapkan makanan.
Saudara tiri : “Upik…Upik…?? Cepat kesini…”
Upik Abu : “Ya…ada apa… ???”.
Saudara tiri : “Kamu tuh gimana sih… kenapa bajuku belum kamu setrika. Sebentar lagi ku mau pergi ama temen-teman”
Upik Abu : “Baju ini sudah Upik setrika”
Saudara tiri : “Setrika…setrika…ini masih lecek”.
Ibu tiri : “Upik…Upik…kamu ini gimana, kenapa baju ini belum kamu cuci. Nanti malam baju ini mau saya pakai ke pesta". (sambil memegang telinga upik)
Upik Abu : “Ampunn…bu’ ampun…”.
Saudara tiri : “Ya…sudah cepat setrika”. (sambil melemparkan bajunya pada Upik Abu)
Ibu tiri : “Cepat kamu cuci…”.
Upik Abu segera menyetrika dan mencuci baju itu.
Adegan III
Malam ini ibu tiri dan …………… ada acara pergi ke pesta. Dan malam itu Upikkelihatan sedih, dia berada di kamar sambil melihat ibunya yang sudah lama meninggal.
Upik Abu : “Ibu…Upik kangen. Kenapa ibu secepat itu meninggalkan Upik..??? sejak ibu meninggal Upik tidak pernah merasakan kebahagiaan”
Upik menangis sambil memeluk foto ibunya.
Upik Abu : “Kapan….Upik merasakan kebahagiaan bu’. Ibu…….dan ………. Selalu menyiksaku”.
Tiba-tiba ada suara yang memanggil Upik.
Putri Cahaya : “Upik….Upik…anak yang baik, jangan sedih sayang…”.
Upik Abu : (Kaget dan merasa takut). “Siapa…??? Itu siapa..???”.
Putri Cahaya: “Upik jangan takut, saya Putri Cahaya”.
Upik Abu : “Putri Cahaya…??? ”.
Putri Cahaya : “Saya sudah tau apa yang kamu rasakan….kamu adalah gadis baik, saya akan membantumu”.
Upik Abu : “Membantuku…???”.
Putri Cahaya : “Ya….panggillah namaku tiga kali sambil menepuk tanganmu, maka aku akan datang”.
Putri Cahaya menghilang. Upik yang masih kaget dan takut mengira bahwa itu adalah mimpi.
Adegan IV
Pagi itu Upik Abu masih memikirkan kejadian tadi malam. Sampai-sampai dia lupa akan tugasnya yang harus membersihkan rumah dan menyiapkan makanan seperti biasa.
Ibu tiri : (kaget) “Ini rumah…??? Apa kapal pecah…??? Kenapa masih berantakan. Upik…Upik…kemana kamu..???”.
Upik yang masih melamun tidak menghiraukan panggilan Ibu tirinya.
Ibu tiri : “Kemana Upik ini…???”. (menuju kamar Upik) “Ya ampuun….Upik, kamu malah enak-enakan disini, Upik …!!!” (dengan nada tinggi)
Upik Abu : (kaget) “Ya bu’…ada apa… ???”.
Ibu tiri : “Ada apa kamu bilang, kamu ngapain saja disini. Rumah kaya kapal pecah”.
Saudara tiri : “Upik… mana makanannya…???”.
Ibu tiri : “Kamu mulai melawan ya…??”. (sambil memegang telinga Upik Abu)
Upik Abu : “Tidak bu’ ampuun…. ”.
Ibu tiri : “Cepat kamu bersihkan rumah dan siapkan makanan”.
Ibu tiri meninggalkan Upik dengan muka geram. Upik menangis dan mengeluh, kemudian ia teringat dengan Putri Cahaya.
Upik Abu : “Putri Cahaya…Putri Cahaya…Putri Cahaya…”. (dengan menepuk tangannya)
Putri Cahaya : “Tenang Upik, saya akan membantumu….”.
Upik Abu : “Saya harus membersihkan rumah dan menyiapkan makanan, Putri…”.
Putri Cahaya : “Pejamkan matamu Upik”.
Putri Cahaya segera membuat rumah menjadi bersih dan menyiapkan makanan di meja makan.
Putri Cahaya : “Bukalah matamu Upik…”.
Upik Abu : (kaget) “Wah…sungguh menakjubkan, terima kasih Putri…”
Putri Cahaya pergi.
Adegan V
Upik tidak sengaja memecahkan parfum…. ketika ia sedang membesihkan kamar…
Saudara tiri : “Hah….!!! Upik ini parfum mahal, kenapa kamu pecahkan…???”. (sambil menarik rambut Upik)
Upik Abu : “Ampuuun…saya tidak sengaja…”.
Ibu tiri : “Ada apa….”.
Saudara tiri : “Ini mah, Upik memecahkan parfumku..!!! aku mau Upik dihukum mah…”.
Ibu tiri : “Ya…Upik malam ini kamu tidak dapat makan dan kamu harus tidur di gudang”.
Upik Abu : “Tapi..bu’..saya tidak sengaja, ampun bu’, jangan hukum Upik”. (sambil memohon pada Ibu tiri)
Saudara tiri : “Enak aja nggak dihukum, pokoknya dihukum mah…”.
Ibu tiri : (membawa Upik menuju gudang dan menguncinya) “Sudah ayo cepat ke gudang…”.
Ibu tiri dan ……….. meninggalkan Upik di gudang.
Upik Abu : “Ya…Allah, kenapa nasibku seperti ini,..??”. (menangis)
Teringat dengan Putri Cahaya.
Upik Abu : “Putri Cahaya…Putri Cahaya …. Putri Cahaya ”. (sambil menepuk tangannya)
Putri Cahaya : “Sabar Upik, ini ujian buat kamu”.
Upik Abu : “Sampai kapan ujian ini berakhir…”.
Putri Cahaya : “Upik tidak lama lagi, kamu akan merasakan kebahagiaan seperti dulu lagi”.
Upik Abu : “Maksudnya…??? ”.
Putri Cahaya : “Sebentar lagi akan ada pemuda tampan dan baik hati yang akan membuat kamu bahagia”.
Upik Abu : “Benarkah itu, siapa putri… ???.
Putri Cahaya : “Saya akan memberimu biji tanaman, dan tanamlah di depan rumahmu. Maka biji itu akan segera tumbuh mejadi tanaman yang indah. Dan tanaman itu yang akan mempertemukan kamu dengan pemuda itu”.
Putri segera memberikan biji itu dan pergi meninggalkan Upik. Upik Abu masih belum mengerti apa yang dimaksud Putri Cahaya.
Upik Abu : “Apa maksudnya…???”.
Kemudian Upik segera menanam biji tadi di depan rumah dan tidak lama kemudian biji itu berubah menjadi tanaman yang indah.
Adegan VI
Selang satu minggu datanglah pemuda tampan kerumah Upik Abu yang berniat mengetahui siapa pemilik tanaman itu. Sebab pemuda itu bermimpi dengan seorang gadis pemilik tanaman indah itu dan menikah dengan gadis itu.
Pemuda : “Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk mengetahui siapa pemilik tanaman yang berada di depan rumah ibu.. ??? sebab dalam mimpi saya, pemilik tanaman itu adalah jodoh saya”.
Ibu tiri : (memberikan keterangan palsu) “Oooo…itu milik anak saya….namanya…..”.
Pemuda : “Boleh saya bertemu dengan anak ibu’…”.
Ibu tiri : “Ya…tentu boleh sebentar ya…, kesini sayang…".
Saudara tiri : “Ya ma… ada apa..???”
Ibu tiri : “Ini pemuda tampan ingin bertemu dengan kamu dan dia ingin menikah dengan kamu”.
Saudara tiri : (tersenyum) “Kenalkan nama saya……saya adalah pemilik tanaman itu”.
Pemuda : “Nama saya……” (tiba-tiba Upik datang)
Upik Abu : “Bohoong…!!! Tanaman itu milik saya”.
Pemuda merasa bingung dan memutuskan untuk membuktikan siapa sebenarnya pemilik tanaman itu.
Pemuda : “Baik, saya ingin membuktikan. Siapa yang bisa memetik bunga itu berarti dia adalah pemiliknya”.
Mereka segera menuju halaman dan membuktikan.
Saudara tiri : “Lho…kok…gak bisa”. (sambil memetik)
Upik Abu : “Ini bunganya”. (sambil tersenyum)
Akhir cerita pemuda tadi membawa Upik kerumahnya dan mengenalkan dengan orang tuanya. Mereka hidup bahagia.
selesai
0 komentar:
Posting Komentar