Ini adalah cerpen terbaru 2011 tentang percintaan. Cerpen ini berjudul "Menjemput langit"
Mampukah kau barkata manusia?
Bila,tak ada tangisan,
Tak ada makian
Tak ada keluhan
Mampukah ku berjanji manusia?
Akan sumpahmu
Akan asamu
Akan pintamu
Mampukah kau berjanji manusia?
Untuk tetap menungguku menjemputmu.
Seorang menhela nafasnya seakan tak dapat hidup lagi, sekian bulan telah dijalani bukan untuk mencari kehidupan yang terbaik melainkan untuk mencari kehidupan yang berguna.
Besok hari pertama riri masuk kuliah tepatnya hari pertama OSPEK jurusan ini buaknlah jurusan yang diinginkan riri sejak SMA,namun jalan lurus kejurusan yang diinginkan riri telah berbelok ke jalan yang lain. Yaah sedih sudah pasti riri rasakan , namun dari semua ini riri bisa mengambil keputusan yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Rinai hujan telah merekah ruah diluar, riri hanya duduk terdiam diteras menyambut rintikan hujan yang bersahutan, riri menatap awan hitam yang bergelayut berat dilangit, apa yang seharusnya aku lakukan sekarang, terlunta-lunta dirumah sendirian Kembali berpikir persiapan OSPEK pertama harus memakai pakaian putih-putih. Ehmm sudah aku siapkan semua tinggal besok berangkat sama dila, batin riri.
***
“pagi ri, are you ready?” sebuah pesan singkat dari dila.
“pagi juga , I’m ready”. Balas riri
Pagi yang cerah menyambut awalnya hari ini perjalan panjang menuju kampus, riri tak menyangka kalau ditengah perjalanan bertemu sama rizal,teman yang selalu menyemangati sewaktu SMA. Tak terasa perjalanannye sudah mendekati kampus .
Sesampai dikampus, memang ini bukanlah hal yang pertama menapakkan kaki dikampus ini, hari terasa berbeda karna hari ini lah aku resmi jadi mahasiswa disini.
“eh ri,nanti kita disuruh apa yah?” Tanya dila
“kurang tau ya,moga ja gak disuruh macem-macem”. Jawab riri
Dengan gontai riri berjaln kea rah halaman depan kantor rektorat, ternyata bnayak juga yang diterima disini,pikir riri.
Pelantikan mahasiswa yangdipimpin oleh ketua rector berjalan lancar dan mahasiswa disuruh kefakultas masing-masing.
Pembagian kelompok mebuat riri terpisah sama dila. Diruang aula yang asing ini terasa aneh banyak orang yang tidak dikenal,suasana ospek juga membosankan.
‘ceeeklik’ suara pintu disamping dibuka oleh seseorang dan ternyata itu kakak tingkat, tanpa basa-basi dia duduk disampingku dan melontarkan pertanyaan padaku. Yah karna dia kakak tingkat yang satu jurusan sama aku tanpa terpaksa riri menjawab dengan santai oleh riri. Waktu terasa lambat,selang hari berganti hari pada suasana ospek setiap sorenya dikasih tugas suruh inlah-itulah yang membuat riri pulang malam menyelesaikan tugas-tugas itu. Waktu ospek berakhir tidak ada kesan baik sama sekali pada riri yang ada Cuma diajak bicara sama kakak tingkat kalau tidak itu riri hanya tidur karna tempat duduk riri yang berada dipojok belakang .
Ospek berahkir, berarti waktunya kuliah dimulai dan mendapatkan mata kuliah tapi mata kuliah ini ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh riri. Mata kuliah nya asli IPS , beeuuhh makul apa seh ini gak ngerti sama sekali,batin riri. Riri ini lulusan sekolah yang ternama dikotanya dan alumni XII ALAM1. Makanya tentang pelajran IPS riri tak tau sama sekali.
***
Sebuah jejaring sosial riri mendapatkan profil dia, tanpa pikir panjang riri add kak ferry. Dimulai dari inilah riri berkenalan lebih dekat denagn kak fery.,
Seringnya riri berada ditaman,tempat yang dituju pasti pohon besar yang ada ditaman tersebut. Keheningan, ketenangan membuta riri semakin betah berada disini. Semburat jingga menyentuh hangat garis biru cakrawala matahari sepertinya masih belum bersolek . masih adakah aku besok didunia ini? Apakah aku bisa kenalan dekat dengan kak ferry? Batin riri.
***
Sekian bulan riri menjalani menjadi mahasiswa dan perkenlan denagn kak ferry semakin dekat, perasaan riri menyukai kak ferry juga semakin besar . riri selalu bertanya pada kak ferry tentang mata kuliah .
Selesai kuliah riri berpapasan dengan ida ditangga, ida to the point bilang “ri jangan terlalu suka sama kak ferry karna dia orangnya kurang baik”
“ehm,maksudmu kurang baik gimana? Tanya riri
“yang pasti kurang baik,kamu jua akan tau sendiri yang pasti aku udah bilang sama kamu tentang kak ferry” terang ida.
Memang semua orang punya sifat baik dan tidak baik , normal juga kan, pikir riri. Maksud ida apa seh tadi,pikiran riri tetap ,tergiang-ngiang sampai kunci motor riri yang dibawanya jatuh entah kemana riri tidak ingat kalau kuncinya jatuh.
“eh dek ini kunci kamu kan, tadi jatuh ditangga” tanya seorang lelaki.
“eh iya kak ini punyaku,makasih ya kak”. Jawab riri sambil senyum.
***
Minggu sore riri pergi kepohon besar yang ada ditaman, hobinya sekarang bukanlah memandang langit melainkan berganti melukis.
Pohon besar yang disandari riri jaraknya cukup jauh dari jalan raya namun riri mendengar suara mendekati pohon besar dan ternyata kakak yang menemukan kunciku.
“eh kamu yang kuncinya jatuh itu kan?” tanyanya
“iya kak, kakak suka kesini juga?”
“ehm tidak, paling kalau diajak adik kesini, namaku andrian, namamu siapa?”
“ooh,ak riri kak”.
“gambarnya bagus dek”.
“makasih kak.”
Riri dan andrian sering bertemu dipohon besar ini. Sekarang bukan tempat favorit riri namun kak andrian juga. Dan paling parahnya kak andrian ini temen sekelasnya kak ferry. Napa gak pernah ketemu ya, kalau ada jam kuliah kak ferry paling yang aku liat Cuma kak ferry aja, pikir riri.
Perhtiannya kak andrian bikin nyaman direlung hati riri dengan sifat kedewasaan kak andrian. Suatu ketika riri dapat masalah dengan temannya kak andrianlah yang selalu ada didekatnya. Andai kak andrian ini kak ferry gembiralah hati riri. Kenpa kak ferry tidak menganggap aku ada,pikir riri.
Perbedaan jalan yang dilalui ini mungkin yang membuat jarak antar riri dan kak ferry terpisah jauh. Selang hari, kak ferry tetap saja menganggap riri tidak ada. Riri menatap langit diantara celah-celah daun pohon yang ada diperpustakaan pusat ini, riri menoleh kesamping ternyata kak ferry.
“hei kak,baru kerja ya?” sahut riri.
“iya ni de,tapi nini baru jam istirahat . kok sendirian aja kamu de mana teman mu?” tanyanya
“iya nih kak sendirin aja, teman-teman pada shoping, gak tau tuh mau beli apa. Iihh kaka sombong lupa ya ma riri gak pernah sapa riri”.
“haha, makin crewet aja ni kamu de, makan apa kamu? Hee, iya baru banyak tugas ni kaka juga tugas dibagian majalah, maaf deh”.
Waktu terasa begitu cepat seakan mengambil waktu istirahat kakl ferry. Semua yang menjanggal hati riri sudah dikeluarkan semua dibicarakan sama kak ferry dan antusias kak ferry dengar ocehan riri.
Dia sendiri bilang kalau ada apa-apa crita saja sama kakak. Kata-kata ini tetap teringat diotak riri dan tersimapn dihati riri tak perlu lagi riri punya rasa malu buat crita ke kak ferry. Riri kembali menatap langit, seakan riri mau bercerita pada langit apa yang telah ,terjadi.
***
Cuaca hari ini cerah, langitnya biru seakan baik buat pergi ketaman , bergegas riri pergi ketaman tak lupa riri bawa rentetan perlengkapan lukisnya. Riri ingin menyampaikan pada langit seakan langit mendengar semua celotehan riri, semua yang ada dihati riri dibicarakan semua pada langit. Langit apakah riri bisa mengakhiri semua ini dengan happy ending dengan kak ferry, tapi riri menginginkanya. Riri ingin pergi setelah ungkapkan perasan sayang riri pada kak ferry dan kak ,ferry pun juga begitu, hidup riri gak kan panajng lagi . kejadian 4bulan lalu membuat kehidupoan ini berubah , keceriaan seakan sirna men,dapat laporan pemeriksaan kalau kecelakaan itu, kepalka riri terbentur aspal dan sekarang riri mengidap kanker otak, kepala riri sering sakit jikia banyak berpikir.
“hoi nglamun aja kamu dek” kaget kak andrian.
“ aah apain she kak, tuben kesini ga ngajak adik lagi” Tanya riri.
“dia baru tidur de,pingin kesini aj”.
“oiya kak, kak ,ferry itu orangnya gimana sih kak ?”
“baik kok de orangnya, suka sama ferry ya, hayo ngaku, dia baru deket sama intan”
“hah, siapa intan kak, temenya sekelasnya?
Riri kaget karna kak ferry gak pernah crita sama riri. “iya temennya tapi beda jurusan”
Pertanyaan terus dilontarkan kek .kan andrian, sampai-sampai dia bosan jawabnya, karana hanya ferry saja yang ia tanyakan, mungkin riri menyadari kesalahan ini semua, riri minta maaf kurang sopan Tanya pribadi orang lain ke orang lain.
***
Selesai kuliah riri dan teman-temanya menuju ke perpustakaan pusat karna dapat tugas dan tugas itu harus dari sumber buku,tanpa pikir panjang perpustakaan pusat menjadi salah satu tujuan utamanya. Riri dan teman-temanya masuk keruang buku untuk mencari dan meminjam buku.
“psst ri, ada kak ferry di rak buku no.class 800an”.
Bergegaslah riri ke rak buku yang dia maksud, tapi apa yang diliat riri mebuat hatinya hancur riri melihat kak ferry sedang mengenggam tangan seorang cewek didepanya, mungkin kak ferry ingin mengatakan sesuatu tapi terhenti mendengar suaraku memanggil ‘kak fer’ dengan spontan aku berbalik arah dan berjaln kembali ,tapi 2langkah riri berjalan kepala riri terasa berat dan hidung riri mengeluarkan darah,untungnya ada teman riri yang melihat kejadian ini dan langsung menopang tubuh riri sebelum ia jatuh.
***
Mata ini terasa berat untuk dibuka, seperti sudah tertidur berhari-hari, tak kuat mata ini membuka.
“ehm bun, aku kenapa, aku dimana? Dengan suara pelan riri memanggil bundanya namun riri sudah menyadari kalau dirinya sakit.
“sudah bangun nak, kamu sakit makanya dibawa kerumah sakit”. Mata bunda keliatan sembab seperti mengangis semalaman.
Riri pun menyadari ini semua, kejadian terakir riri ingat kalau ia melihat kak ,ferry ngenggam tangan seseorang, hidup riri mungkin sudah tidak lama lagi, piker riri sambil menatap langit ,lewat jendela.
Air mata menetes disetiap ujung matanya. ‘cekliik’ suara pintu dibuka ternyata kak andrian yang datang. Dia selalu ada diwaktu aku sedang dibutuhkan, saat aku ada masalah diia selalu ada.
“pagi dek udah bangun jam berapa?” tanyanya
“pagi juga kak, sekitar satu jam yang lalu, hloh kakak tau kalau aku ada disini” jawab riri.
“andrian yang bawa kamu kesini nak” sela bunda
Ternyata kejadian kemaren itu kak andrian juga ada diperpustakaan pusat dan mengetahui aku jatuh dan akhirnya dibawa kesini.
“oh kakak yang bawa aku kesini,maksi kak . hlo kakak enggak masuk kuliah?”
“iya sama-sama dek, nanti ada kuliah jam11”
“kak pingin masuk kuliah”
riri masih sakit jadi belum bisa masuk kuliah.
“kan belum sembuh de,kalo tambah sakit gimana coba”.
Riri hanya tersenyum, mata riri tak bisa membendung airmatanya yang sudah meluap diujung kelopak matanya,nangislah riri.
Dokter bilang umur riri sudah tidak lama lagi, kalaupum lama itu sebuah keajaiban dari Allah SWT, penyakit riri memamng sudah parah.
***
3hari hanya dikamar ini teraa bosan,ingin rasanya jalan-jalan tapi kata dokter tidak boleh jalan jauh-jauh dan gak boleh terlalu capek. Kalau mau jauh harus pakai kursi roda biar tidak terasa lelah. 3hari riri ditemani kak andrian kemaren malam sempat tidur menemaniku.
“bun,riri ingin jalan-jalan keluar”
“pakai kursi roda ya nak biar gak terlalu capek nanti”
“ehm iya bun tapi tolong mabilin binder sama bolpoin ya bun, riri ingin nulis seuatu”
Riri diajak jalan-jalan sampai ketaman dan sesampai ditaman ia memandang langit seakan langit ikut sedih melihat keadaan riri. Riri mulai membuka bundernya dan menuilis kata demi kata.
Hari selanjutnya riri masih dirumah sakit, kali ini kak andrian tidak datang sendirian melainkan datang dengan dila dan teman-temannya. Riri merasa tidak sendirian lagi rasanya seperti sehat kembali,karna bisa bercanda tawa bersama. Tapi waktu begitu cepat berlalu jam menunjukkan pukul 04.00 sore waktunya dila dan teman-teman pulang, tetapi kak andrian belum pulang.,
“kak,riri ingin ketemu sama kak ferry, riri besok ke kampus aja ya kak”
Wajah riri kembali pucat, wajah kak andrian juga terlihat kecewa manakala riri masih mengingat ferry karna andrian mempunyai rasa suka sama riri.
“ferry tadi baru kerja dek, besok dah aku ajak kesini”
Yang bener kak,aku tunggu ya”
Gak sabar menunggu hari esok . karna kak ferry akan datang dan mungkin jadi pertemuan ,terakhir kalinya.
***
Di kampus andrian mencari ferry, nagjak dia ke RS njenguk riri. Tapi ferry baru kerja.
“fer, njenguk riri yuk dia pingin yang njenguk hari ini itu kamu”
“ehm tapi aku baru kerja ndri, nanti malem juga ada janji sama intan”
;’yaudah aku izin sama pak narno ya,izin kamu sehari”
‘gak usah, aku ijin sendiri aja kalau begitu”
“yaudah berdua biar dikira kamu gak bo’ong”
Setelah ferry dan andrian dapat ijin keluar.mereka langsung pergi ke RS. Tapi waktu yang dikasih keluar hanya 2jam. Sesampai dirumah sakit…
“hei dek kangen yah ma kakak?”
“hee,iya nih kakak gak datang-datang kesini”
‘iya dah maaf,kakak sibuk tugas sama sibuk kerja de. Kaka kaget dek liat kamu tiba-tiba jatuh padahal sebelumnya liat aku kan, ehm kema,ren kamu manggil kakak kan, ada yang ditanyakan?
“oh oya kak Cuma mau tamya aja. Keamren kan dapat tugas buat mcari buku, riri ingin dibantuin kaka nyari bukunya.
Cakapan ferry dan riuri mungkin melebihi batas. Karna andrian yang ada disitu tidak diajak ngobrol. 2jam telah berlalu waktunya ferry dan andrian kembali ke kampus.
Matahari telah meluncur kearah barat tandanya sudah sore dan bulan ingin menampakan kesinarannya dimalam hari.
“bun kepala riri sakit banget”
Jelas riri sambil menangis tak tahan merasakan sakit kepalanya. Bunda segera memanggil dokter, dokter beregegas menangani riri dengan peralatannya dan dibantu oleh perawat.
Andrian ternyata menunggu diluar dan kegelisahan menggelayuti hatinya. Dokter keluar dan andrian bertanya pada dokter.
“riri,gimana dok?”
“syukur riri masih bisa diselamatkan”
“alhamdulilah”
Mata riri terbuka dan ditangan riri telah memegang sepucuk surat.
“deee” sapanya
“iya kak, kak tolong ini dikasih ke kak ferry setelah riri gak ada ya kak, tapi ingat setelah riri tidak ada”
“riri gak boleh bilang kayak gitu, riri selalu ada dihati kakak, kakak sebenarnya sayang sama riri suka sama riri” sambil pegang tangan riri.
“riri tau kakak suka,sayang sama riri, riri sudah merasakan semua itu dan riri juga sayang kakak, terima kasih buat semuanya kak,riri sayang kakak”.
“kakak juga sayang riri”
***
Pukul 03.00 pagi riri terbangun merasakan kepalanya terasa sakit dan lagi-lagi hidung riri keluarkan darah.
“bun sakit” riri hanya bisa panggil bundanya pelan.
Andrian terbangun dan langsung memanggil dokter, sedangkan bunda mememani riri.
“nak hidung kamu berdarah lagi” sambil mengusapkan darahnya.
“bun,sakit bun kepala riri sakit , sakit banget bun”
Dokter bergegas memeriksa riri dengan segala cara dan semaksimal mungkin . riri tetap memanggil bundanya.
Dokter telah berusaha semaksimal mungkin dengan peralatan yang ada tapi tiba-tiba mata riri memejam dan sudah tak bernafas lagi. Buna menangis histeris , andrian juga ikut menangis sambil menenangkan bunda riri. Andrian lalu memeluk riri sambil bilang “kakak akan sayang riri selamanya”.
***
Dipemakaman bunda riri tidak henti-hentinya menangis. Semua orang yang melayat juga menangis tidak menyangka riri akan secepat ini kembali disisi Allah SWT.
Langit mendung, seakan ikut sedih atas kepergian riri.
“fer,ini ada surat dari riri”
“ya,trimakasih ya ndri”
Ferry langsung membuka suratnya dan membaca.
To : kak ferry
Mungkin saat kakak membaca surat ini,riri sudah tidak ada,tapi kak ferry selalu ada dihati riri. Riri selalu sayang sama kakak sejak waktu pertama kali jumpa tepatnya waktu ospek, tidak tau kakak ingat atau tidak kejadian itu . setelah riri bisa mengenal dekat dengan kak ferry rasanya senang sekali, riri pernah berharap ingin jadi orang spesial di hati kak ferry, namun ini salah riri tak berpikir panjang dan dalam lagi.
Kejadian diperpus pusat mungkin membuat riri seperti ini tapi ini memang sudah takdirnya. Riri sekarang sudah tau siapa yang mencintai riri sesungguhnya, awalnya seperti yang aku katakan kak ferry yang mencintai riri namun ini semua salah besar ternyata kak andrianlah yang mencintaiku,riri tak menyangka degan ini semua . tapi waktu diRumah Sakit telah terbuktikan semua, hati ini memang sakit lebih sakit dari penyakit ku, orang yang slama ini aku tunggu ternyata tak kunjung datang dan hanya datang 2jam . tapi hati ini cepat berganti untuk mencintai kak andrian .
Terimakasih kak ferry, telah mengisi relung hati riri, terimakasih atas semuanya.
Riri.
Ferry menitikan airmatanya saat membaca surat dari riri.
“aku bodoh kenapa aku tidak sadar akan perasaan riri padaku, maafkan aku dek”.
Mampukah kau barkata manusia?
Bila,tak ada tangisan,
Tak ada makian
Tak ada keluhan
Mampukah ku berjanji manusia?
Akan sumpahmu
Akan asamu
Akan pintamu
Mampukah kau berjanji manusia?
Untuk tetap menungguku menjemputmu.
Seorang menhela nafasnya seakan tak dapat hidup lagi, sekian bulan telah dijalani bukan untuk mencari kehidupan yang terbaik melainkan untuk mencari kehidupan yang berguna.
Besok hari pertama riri masuk kuliah tepatnya hari pertama OSPEK jurusan ini buaknlah jurusan yang diinginkan riri sejak SMA,namun jalan lurus kejurusan yang diinginkan riri telah berbelok ke jalan yang lain. Yaah sedih sudah pasti riri rasakan , namun dari semua ini riri bisa mengambil keputusan yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Rinai hujan telah merekah ruah diluar, riri hanya duduk terdiam diteras menyambut rintikan hujan yang bersahutan, riri menatap awan hitam yang bergelayut berat dilangit, apa yang seharusnya aku lakukan sekarang, terlunta-lunta dirumah sendirian Kembali berpikir persiapan OSPEK pertama harus memakai pakaian putih-putih. Ehmm sudah aku siapkan semua tinggal besok berangkat sama dila, batin riri.
***
“pagi ri, are you ready?” sebuah pesan singkat dari dila.
“pagi juga , I’m ready”. Balas riri
Pagi yang cerah menyambut awalnya hari ini perjalan panjang menuju kampus, riri tak menyangka kalau ditengah perjalanan bertemu sama rizal,teman yang selalu menyemangati sewaktu SMA. Tak terasa perjalanannye sudah mendekati kampus .
Sesampai dikampus, memang ini bukanlah hal yang pertama menapakkan kaki dikampus ini, hari terasa berbeda karna hari ini lah aku resmi jadi mahasiswa disini.
“eh ri,nanti kita disuruh apa yah?” Tanya dila
“kurang tau ya,moga ja gak disuruh macem-macem”. Jawab riri
Dengan gontai riri berjaln kea rah halaman depan kantor rektorat, ternyata bnayak juga yang diterima disini,pikir riri.
Pelantikan mahasiswa yangdipimpin oleh ketua rector berjalan lancar dan mahasiswa disuruh kefakultas masing-masing.
Pembagian kelompok mebuat riri terpisah sama dila. Diruang aula yang asing ini terasa aneh banyak orang yang tidak dikenal,suasana ospek juga membosankan.
‘ceeeklik’ suara pintu disamping dibuka oleh seseorang dan ternyata itu kakak tingkat, tanpa basa-basi dia duduk disampingku dan melontarkan pertanyaan padaku. Yah karna dia kakak tingkat yang satu jurusan sama aku tanpa terpaksa riri menjawab dengan santai oleh riri. Waktu terasa lambat,selang hari berganti hari pada suasana ospek setiap sorenya dikasih tugas suruh inlah-itulah yang membuat riri pulang malam menyelesaikan tugas-tugas itu. Waktu ospek berakhir tidak ada kesan baik sama sekali pada riri yang ada Cuma diajak bicara sama kakak tingkat kalau tidak itu riri hanya tidur karna tempat duduk riri yang berada dipojok belakang .
Ospek berahkir, berarti waktunya kuliah dimulai dan mendapatkan mata kuliah tapi mata kuliah ini ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh riri. Mata kuliah nya asli IPS , beeuuhh makul apa seh ini gak ngerti sama sekali,batin riri. Riri ini lulusan sekolah yang ternama dikotanya dan alumni XII ALAM1. Makanya tentang pelajran IPS riri tak tau sama sekali.
***
Sebuah jejaring sosial riri mendapatkan profil dia, tanpa pikir panjang riri add kak ferry. Dimulai dari inilah riri berkenalan lebih dekat denagn kak fery.,
Seringnya riri berada ditaman,tempat yang dituju pasti pohon besar yang ada ditaman tersebut. Keheningan, ketenangan membuta riri semakin betah berada disini. Semburat jingga menyentuh hangat garis biru cakrawala matahari sepertinya masih belum bersolek . masih adakah aku besok didunia ini? Apakah aku bisa kenalan dekat dengan kak ferry? Batin riri.
***
Sekian bulan riri menjalani menjadi mahasiswa dan perkenlan denagn kak ferry semakin dekat, perasaan riri menyukai kak ferry juga semakin besar . riri selalu bertanya pada kak ferry tentang mata kuliah .
Selesai kuliah riri berpapasan dengan ida ditangga, ida to the point bilang “ri jangan terlalu suka sama kak ferry karna dia orangnya kurang baik”
“ehm,maksudmu kurang baik gimana? Tanya riri
“yang pasti kurang baik,kamu jua akan tau sendiri yang pasti aku udah bilang sama kamu tentang kak ferry” terang ida.
Memang semua orang punya sifat baik dan tidak baik , normal juga kan, pikir riri. Maksud ida apa seh tadi,pikiran riri tetap ,tergiang-ngiang sampai kunci motor riri yang dibawanya jatuh entah kemana riri tidak ingat kalau kuncinya jatuh.
“eh dek ini kunci kamu kan, tadi jatuh ditangga” tanya seorang lelaki.
“eh iya kak ini punyaku,makasih ya kak”. Jawab riri sambil senyum.
***
Minggu sore riri pergi kepohon besar yang ada ditaman, hobinya sekarang bukanlah memandang langit melainkan berganti melukis.
Pohon besar yang disandari riri jaraknya cukup jauh dari jalan raya namun riri mendengar suara mendekati pohon besar dan ternyata kakak yang menemukan kunciku.
“eh kamu yang kuncinya jatuh itu kan?” tanyanya
“iya kak, kakak suka kesini juga?”
“ehm tidak, paling kalau diajak adik kesini, namaku andrian, namamu siapa?”
“ooh,ak riri kak”.
“gambarnya bagus dek”.
“makasih kak.”
Riri dan andrian sering bertemu dipohon besar ini. Sekarang bukan tempat favorit riri namun kak andrian juga. Dan paling parahnya kak andrian ini temen sekelasnya kak ferry. Napa gak pernah ketemu ya, kalau ada jam kuliah kak ferry paling yang aku liat Cuma kak ferry aja, pikir riri.
Perhtiannya kak andrian bikin nyaman direlung hati riri dengan sifat kedewasaan kak andrian. Suatu ketika riri dapat masalah dengan temannya kak andrianlah yang selalu ada didekatnya. Andai kak andrian ini kak ferry gembiralah hati riri. Kenpa kak ferry tidak menganggap aku ada,pikir riri.
Perbedaan jalan yang dilalui ini mungkin yang membuat jarak antar riri dan kak ferry terpisah jauh. Selang hari, kak ferry tetap saja menganggap riri tidak ada. Riri menatap langit diantara celah-celah daun pohon yang ada diperpustakaan pusat ini, riri menoleh kesamping ternyata kak ferry.
“hei kak,baru kerja ya?” sahut riri.
“iya ni de,tapi nini baru jam istirahat . kok sendirian aja kamu de mana teman mu?” tanyanya
“iya nih kak sendirin aja, teman-teman pada shoping, gak tau tuh mau beli apa. Iihh kaka sombong lupa ya ma riri gak pernah sapa riri”.
“haha, makin crewet aja ni kamu de, makan apa kamu? Hee, iya baru banyak tugas ni kaka juga tugas dibagian majalah, maaf deh”.
Waktu terasa begitu cepat seakan mengambil waktu istirahat kakl ferry. Semua yang menjanggal hati riri sudah dikeluarkan semua dibicarakan sama kak ferry dan antusias kak ferry dengar ocehan riri.
Dia sendiri bilang kalau ada apa-apa crita saja sama kakak. Kata-kata ini tetap teringat diotak riri dan tersimapn dihati riri tak perlu lagi riri punya rasa malu buat crita ke kak ferry. Riri kembali menatap langit, seakan riri mau bercerita pada langit apa yang telah ,terjadi.
***
Cuaca hari ini cerah, langitnya biru seakan baik buat pergi ketaman , bergegas riri pergi ketaman tak lupa riri bawa rentetan perlengkapan lukisnya. Riri ingin menyampaikan pada langit seakan langit mendengar semua celotehan riri, semua yang ada dihati riri dibicarakan semua pada langit. Langit apakah riri bisa mengakhiri semua ini dengan happy ending dengan kak ferry, tapi riri menginginkanya. Riri ingin pergi setelah ungkapkan perasan sayang riri pada kak ferry dan kak ,ferry pun juga begitu, hidup riri gak kan panajng lagi . kejadian 4bulan lalu membuat kehidupoan ini berubah , keceriaan seakan sirna men,dapat laporan pemeriksaan kalau kecelakaan itu, kepalka riri terbentur aspal dan sekarang riri mengidap kanker otak, kepala riri sering sakit jikia banyak berpikir.
“hoi nglamun aja kamu dek” kaget kak andrian.
“ aah apain she kak, tuben kesini ga ngajak adik lagi” Tanya riri.
“dia baru tidur de,pingin kesini aj”.
“oiya kak, kak ,ferry itu orangnya gimana sih kak ?”
“baik kok de orangnya, suka sama ferry ya, hayo ngaku, dia baru deket sama intan”
“hah, siapa intan kak, temenya sekelasnya?
Riri kaget karna kak ferry gak pernah crita sama riri. “iya temennya tapi beda jurusan”
Pertanyaan terus dilontarkan kek .kan andrian, sampai-sampai dia bosan jawabnya, karana hanya ferry saja yang ia tanyakan, mungkin riri menyadari kesalahan ini semua, riri minta maaf kurang sopan Tanya pribadi orang lain ke orang lain.
***
Selesai kuliah riri dan teman-temanya menuju ke perpustakaan pusat karna dapat tugas dan tugas itu harus dari sumber buku,tanpa pikir panjang perpustakaan pusat menjadi salah satu tujuan utamanya. Riri dan teman-temanya masuk keruang buku untuk mencari dan meminjam buku.
“psst ri, ada kak ferry di rak buku no.class 800an”.
Bergegaslah riri ke rak buku yang dia maksud, tapi apa yang diliat riri mebuat hatinya hancur riri melihat kak ferry sedang mengenggam tangan seorang cewek didepanya, mungkin kak ferry ingin mengatakan sesuatu tapi terhenti mendengar suaraku memanggil ‘kak fer’ dengan spontan aku berbalik arah dan berjaln kembali ,tapi 2langkah riri berjalan kepala riri terasa berat dan hidung riri mengeluarkan darah,untungnya ada teman riri yang melihat kejadian ini dan langsung menopang tubuh riri sebelum ia jatuh.
***
Mata ini terasa berat untuk dibuka, seperti sudah tertidur berhari-hari, tak kuat mata ini membuka.
“ehm bun, aku kenapa, aku dimana? Dengan suara pelan riri memanggil bundanya namun riri sudah menyadari kalau dirinya sakit.
“sudah bangun nak, kamu sakit makanya dibawa kerumah sakit”. Mata bunda keliatan sembab seperti mengangis semalaman.
Riri pun menyadari ini semua, kejadian terakir riri ingat kalau ia melihat kak ,ferry ngenggam tangan seseorang, hidup riri mungkin sudah tidak lama lagi, piker riri sambil menatap langit ,lewat jendela.
Air mata menetes disetiap ujung matanya. ‘cekliik’ suara pintu dibuka ternyata kak andrian yang datang. Dia selalu ada diwaktu aku sedang dibutuhkan, saat aku ada masalah diia selalu ada.
“pagi dek udah bangun jam berapa?” tanyanya
“pagi juga kak, sekitar satu jam yang lalu, hloh kakak tau kalau aku ada disini” jawab riri.
“andrian yang bawa kamu kesini nak” sela bunda
Ternyata kejadian kemaren itu kak andrian juga ada diperpustakaan pusat dan mengetahui aku jatuh dan akhirnya dibawa kesini.
“oh kakak yang bawa aku kesini,maksi kak . hlo kakak enggak masuk kuliah?”
“iya sama-sama dek, nanti ada kuliah jam11”
“kak pingin masuk kuliah”
riri masih sakit jadi belum bisa masuk kuliah.
“kan belum sembuh de,kalo tambah sakit gimana coba”.
Riri hanya tersenyum, mata riri tak bisa membendung airmatanya yang sudah meluap diujung kelopak matanya,nangislah riri.
Dokter bilang umur riri sudah tidak lama lagi, kalaupum lama itu sebuah keajaiban dari Allah SWT, penyakit riri memamng sudah parah.
***
3hari hanya dikamar ini teraa bosan,ingin rasanya jalan-jalan tapi kata dokter tidak boleh jalan jauh-jauh dan gak boleh terlalu capek. Kalau mau jauh harus pakai kursi roda biar tidak terasa lelah. 3hari riri ditemani kak andrian kemaren malam sempat tidur menemaniku.
“bun,riri ingin jalan-jalan keluar”
“pakai kursi roda ya nak biar gak terlalu capek nanti”
“ehm iya bun tapi tolong mabilin binder sama bolpoin ya bun, riri ingin nulis seuatu”
Riri diajak jalan-jalan sampai ketaman dan sesampai ditaman ia memandang langit seakan langit ikut sedih melihat keadaan riri. Riri mulai membuka bundernya dan menuilis kata demi kata.
Hari selanjutnya riri masih dirumah sakit, kali ini kak andrian tidak datang sendirian melainkan datang dengan dila dan teman-temannya. Riri merasa tidak sendirian lagi rasanya seperti sehat kembali,karna bisa bercanda tawa bersama. Tapi waktu begitu cepat berlalu jam menunjukkan pukul 04.00 sore waktunya dila dan teman-teman pulang, tetapi kak andrian belum pulang.,
“kak,riri ingin ketemu sama kak ferry, riri besok ke kampus aja ya kak”
Wajah riri kembali pucat, wajah kak andrian juga terlihat kecewa manakala riri masih mengingat ferry karna andrian mempunyai rasa suka sama riri.
“ferry tadi baru kerja dek, besok dah aku ajak kesini”
Yang bener kak,aku tunggu ya”
Gak sabar menunggu hari esok . karna kak ferry akan datang dan mungkin jadi pertemuan ,terakhir kalinya.
***
Di kampus andrian mencari ferry, nagjak dia ke RS njenguk riri. Tapi ferry baru kerja.
“fer, njenguk riri yuk dia pingin yang njenguk hari ini itu kamu”
“ehm tapi aku baru kerja ndri, nanti malem juga ada janji sama intan”
;’yaudah aku izin sama pak narno ya,izin kamu sehari”
‘gak usah, aku ijin sendiri aja kalau begitu”
“yaudah berdua biar dikira kamu gak bo’ong”
Setelah ferry dan andrian dapat ijin keluar.mereka langsung pergi ke RS. Tapi waktu yang dikasih keluar hanya 2jam. Sesampai dirumah sakit…
“hei dek kangen yah ma kakak?”
“hee,iya nih kakak gak datang-datang kesini”
‘iya dah maaf,kakak sibuk tugas sama sibuk kerja de. Kaka kaget dek liat kamu tiba-tiba jatuh padahal sebelumnya liat aku kan, ehm kema,ren kamu manggil kakak kan, ada yang ditanyakan?
“oh oya kak Cuma mau tamya aja. Keamren kan dapat tugas buat mcari buku, riri ingin dibantuin kaka nyari bukunya.
Cakapan ferry dan riuri mungkin melebihi batas. Karna andrian yang ada disitu tidak diajak ngobrol. 2jam telah berlalu waktunya ferry dan andrian kembali ke kampus.
Matahari telah meluncur kearah barat tandanya sudah sore dan bulan ingin menampakan kesinarannya dimalam hari.
“bun kepala riri sakit banget”
Jelas riri sambil menangis tak tahan merasakan sakit kepalanya. Bunda segera memanggil dokter, dokter beregegas menangani riri dengan peralatannya dan dibantu oleh perawat.
Andrian ternyata menunggu diluar dan kegelisahan menggelayuti hatinya. Dokter keluar dan andrian bertanya pada dokter.
“riri,gimana dok?”
“syukur riri masih bisa diselamatkan”
“alhamdulilah”
Mata riri terbuka dan ditangan riri telah memegang sepucuk surat.
“deee” sapanya
“iya kak, kak tolong ini dikasih ke kak ferry setelah riri gak ada ya kak, tapi ingat setelah riri tidak ada”
“riri gak boleh bilang kayak gitu, riri selalu ada dihati kakak, kakak sebenarnya sayang sama riri suka sama riri” sambil pegang tangan riri.
“riri tau kakak suka,sayang sama riri, riri sudah merasakan semua itu dan riri juga sayang kakak, terima kasih buat semuanya kak,riri sayang kakak”.
“kakak juga sayang riri”
***
Pukul 03.00 pagi riri terbangun merasakan kepalanya terasa sakit dan lagi-lagi hidung riri keluarkan darah.
“bun sakit” riri hanya bisa panggil bundanya pelan.
Andrian terbangun dan langsung memanggil dokter, sedangkan bunda mememani riri.
“nak hidung kamu berdarah lagi” sambil mengusapkan darahnya.
“bun,sakit bun kepala riri sakit , sakit banget bun”
Dokter bergegas memeriksa riri dengan segala cara dan semaksimal mungkin . riri tetap memanggil bundanya.
Dokter telah berusaha semaksimal mungkin dengan peralatan yang ada tapi tiba-tiba mata riri memejam dan sudah tak bernafas lagi. Buna menangis histeris , andrian juga ikut menangis sambil menenangkan bunda riri. Andrian lalu memeluk riri sambil bilang “kakak akan sayang riri selamanya”.
***
Dipemakaman bunda riri tidak henti-hentinya menangis. Semua orang yang melayat juga menangis tidak menyangka riri akan secepat ini kembali disisi Allah SWT.
Langit mendung, seakan ikut sedih atas kepergian riri.
“fer,ini ada surat dari riri”
“ya,trimakasih ya ndri”
Ferry langsung membuka suratnya dan membaca.
To : kak ferry
Mungkin saat kakak membaca surat ini,riri sudah tidak ada,tapi kak ferry selalu ada dihati riri. Riri selalu sayang sama kakak sejak waktu pertama kali jumpa tepatnya waktu ospek, tidak tau kakak ingat atau tidak kejadian itu . setelah riri bisa mengenal dekat dengan kak ferry rasanya senang sekali, riri pernah berharap ingin jadi orang spesial di hati kak ferry, namun ini salah riri tak berpikir panjang dan dalam lagi.
Kejadian diperpus pusat mungkin membuat riri seperti ini tapi ini memang sudah takdirnya. Riri sekarang sudah tau siapa yang mencintai riri sesungguhnya, awalnya seperti yang aku katakan kak ferry yang mencintai riri namun ini semua salah besar ternyata kak andrianlah yang mencintaiku,riri tak menyangka degan ini semua . tapi waktu diRumah Sakit telah terbuktikan semua, hati ini memang sakit lebih sakit dari penyakit ku, orang yang slama ini aku tunggu ternyata tak kunjung datang dan hanya datang 2jam . tapi hati ini cepat berganti untuk mencintai kak andrian .
Terimakasih kak ferry, telah mengisi relung hati riri, terimakasih atas semuanya.
Riri.
Ferry menitikan airmatanya saat membaca surat dari riri.
“aku bodoh kenapa aku tidak sadar akan perasaan riri padaku, maafkan aku dek”.
0 komentar:
Posting Komentar